Senin, 20 Mei 2019

Best Practice








KATA PENGANTAR





Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Best Practices dengan judul  “Pembelajaran teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar di Kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri Senduro”.

Buku ini berisi bagaimana teknik mengembangkan imbuhan pada kata dasar pada proses pembelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan mengembangkan imbuhan pada kata dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun buku best practice ini masih terdapat berbagai kelemahanan, baik dari segi isi maupun penggunaan kebahasaannya, sehingga masih begitu jauh dari kesempurnaan.
Akhirnya, apapun yang penulis sajikan dalam buku best practice sederhana ini, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi siapa yang membutuhkan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk yang terbaik bagi kita. Aamiin.


Lumajang, 21 Mei 2019
Penulis,



ANDIK SISWOYO, S.Pd
NIP. 19800801200511020




 
 
DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................       i
LEMBAR PUBLIKASI .....................................................................................      ii
KATA PENGANTAR                                                                                              iii
DAFTAR ISI                                                                                                           iv
BAB I              PENDAHULUAN
                        A.   Latar Belakang .................................................................      1
                        B.   Permasalahan ..................................................................      2
                        C.   Strategi Pemecahan Masalah .......................................      3
BAB II             PEMBAHASAN
                        A.   Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah.......      4
                        B.   Implementasi Strategi Pemecahann Masalah .............      4
                        C.   Hasil yang Dicapai ...........................................................      6
C.   Kendala-kendala yang Dihadapi ................................       6
D.   Faktor-faktor Pendukung..............................................       7
E.    Alternatif Pengembangan .............................................     7
BAB III            SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.      Simpulan ..........................................................................      9
B.      Rekomendasi...................................................................     9
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................  11

 


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran imbuhan pada kata dasar di kelas X Akuntansi 2 SMKN Senduro didapatkan kemampuan peserta didik masih lemah dalam mengembangkannya.
Setelah diidentifikasi, diketahui bahwa ketidaktercapaian target hasil belajar tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang menyentuh. Peserta didik tersebut motivasi belajarnya tergolong kurang. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, peserta didik tersebut pasif dan kurang mau berpartisipasi. Kemudian, dia kurang mau bertanya atau mengajukan pendapat ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hal itu berdampak pada rendahnya kemampuan peserta didik, khususnya pada materi pokok imbuhan. 
Pembelajaran masih bersifat teacher centered. Metode pembelajaran didominasi oleh metode ceramah dan kurang melibatkan keaktifan peserta didik.
Mengacu pada permasalahan-permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu alternatif pemecahan masalah yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran. Sebagai salah satu solusi yang dapat dilakukan berkaitan dengan permasalahan di atas adalah dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang lebih menarik bagi peserta didik dan dapat memfasilitasi peserta didik untuk lebih aktif dan termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya, terutama kemampuan teknik mengembangkan imbuhan pada kata dasar.
Dengan demikian, penulis mendokumentasikan deskripsi praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam sebuah Best Practice yang berjudul “Pembelajaran teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar di kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri Senduro”.


B.   Permasalahan

Kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya pada pengembangan imbuhan pada kata dasar yang dapat mempengaruhi makna baru yang ditimbulkan, dari berbagai jenis imbuhan, diperoleh temuan-temuan permasalahan sebagai berikut;
1.  Aktivitas Peserta didik
a.      Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b.      Peserta didik kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
c.      Peserta didik kurang mendapatkan stimulus yang menarik untuk membangkitkan motivasi belajarnya.
d.      Peserta didik kurang menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam kegiatan pembelajaran.

2.  Kinerja Guru
a.      Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.
b.      Guru kurang melibatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
c.      Penggunaan media pembelajaran masih kurang optimal.
d.      Upaya untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik masih kurang.

C.  Strategi Pemecahan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di atas, penulis memilih suatu alternatif pemecahan masalah yang dianggap dapat mengatasi permasalahan dengan hasil yang baik yaitu dengan menerapkan metode “Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar”.
Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dilaksanakan dengan cara;
a.      Peserta didik dikondisikan ke dalam 10 kelompok yang terdiri dari 3 orang setiap kelompoknya.
b.      Peserta didik dari setiap kelompok secara bergantian mendapat giliran presentasi.
c.      Peserta didik yang mendapat giliran harus tetap mencoba untuk tampil di tempat yang telah disediakan.
d.      Peserta didik mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan yang akan dirangkaikan pada kata dasar.
e.      Demikian seterusnya, sampai semua anggota mendapat giliran, dan kelompok yang paling cepat menyelesaikan, maka kelompok itulah yang menjadi berhasil mengembangkannya.





BAB II
PEMBAHASAN


A.  Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Metode Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dipilih sebagai strategi pemecahan masalah dengan dasar pertimbangan bahwa dengan kebersamaan didalam kelompok akan dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik belajar.
Berkelompok sebagai sarana untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan kemampuan dan keinginan peserta didik sebagai wahana untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, guna menimbulkan semangat dan motivasi belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah yang dihadapi guru adalah peserta dengan berbagai karakter dan keinginan berbeda.
Selain dasar pertimbangan di atas, penerapan metode Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dalam pembelajaran juga sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan peserta dalam menerima pelajaran..
Berdasarkan pada pertimbangan di atas, penulis yakin bahwa dengan diterapkannya Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dalam pembelajaran dalam mengembangkan makna yang ditimbulkan dari perubahan makna yang dihasilkan, dapat mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.


B.  Implementasi Strategi Pemecahan Masalah

Pembelajaran dilaksanakan pada bulan September 2017 sesuai dengan jadwal pelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik yang lebih difokuskan pada peserta didik yang belum memahami jenis-jenis imbuhan sebagai sasaran utama penerapan strategi yang dipilih. Untuk lebih jelas, berikut ini akan dipaparkan secara rinci proses pembelajaran yang dilaksanakan;
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran diawali dengan kegiatan apersepsi yang dilakukan dengan mengajak seluruh peserta didik membaca surat-surat pendek, membaca asmaul husna, doa, dilanjukkan menyanyikan lagu Indonesia raya bersama-sama. Pada saat apersepsi, tampak peserta didik mulai menunjukkan suatu perkembangan yang baik, karena pada waktu-waktu sebelumnya kurang mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya, memasuki kegiatan inti peserta didik dikondisikan ke dalam 10 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang untuk melakukan Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Setelah guru menjelaskan aturan yang harus dijalankan, kegiatan pun dimulai. Semua peserta didik tampak semangat dalam kelompok dengan gembira, begitupun dengan peserta didik yang kurang partisipatif. Peserta didik tersebut mulai termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan itu. Namun, ketika tiba gilirannya, dia masih terlihat ragu untuk tampil, karena tidak terbiasa. Melihat kondisi seperti itu, anggota kelompok dan teman-temannya yang lain memberinya semangat agar peserta didik tersebut berani dan mau tampil ke depan. Akhirnya, dia beranjak dari tempat duduknya dan mau ke depan dengan ditemani oleh seorang temannya. Walaupun belum berani tampil sendiri, perubahan yang baik sudah terjadi pada peserta didik  tersebut.
Ketika melakukan kegiatan bersama, tampak keceriaan di wajah peserta didik tersebut. Dia menuangkan ide dan kata-kata baru yang dia ketahui untuk dimasukkan menjadi kata dasar dengan semangat. Kemudian memasukkannya dalam tabel yang sudah disiapkan yang harus diisi dalam oleh setiap kelompok.
Dari segi kelancaran dalam menyebutkan jenis-jenis imbuhan, peserta didik tersebut lebih lancar dari sebelumnya, intonasinya pun sudah lebih nyaring. Namun, dalam penggunaan bahasa, masih ada yang kurang.


C.     Hasil yang Dicapai

Penerapan teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar menghasilkan nilai yang diperoleh peserta didik meningkat 40% dari nilai rata-rata kelas 40 menjadi 80, dan nilai tersebut di atas KKM (75), sehingga peserta didik dinyatakan tuntas. Perubahan yang terjadi pada aktivitas peserta didik dapat membuktikan bahwa teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar ini cukup efektif dalam meningkatkan keaktifan peserta didik, terutama peserta didik yang kurang partisipatif. Sehingga kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan pun mengalami peningkatan.


D.    Kendala-kendala yang dihadapi

Pelaksanaan pembelajaran melalui teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar telah menciptakan suatu perubahan positif, baik pada proses maupun hasil belajar peserta didik. Namun, tidak dapat dipungkiri adanya kendala-kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut;
1.      Ketika peserta didik yang kurang partisipatif dibantu oleh peserta didik lain, ada saja peserta didik yang aktif yang merasa diperlakukan secara tidak adil.
2.      Dalam pelaksanaannya, peserta didik kurang partisipatif menghabiskan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan peserta didik yang aktif, dan hal itu menimbulkan adanya protes dari beberapa peserta didik yang lain karena menunggu giliran terlalu lama untuk presentasi.
3.      Pelaksanakan pembelajaran melalui teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar memerlukan waktu yang lebih banyak dari pembelajaran yang biasa dilakukan.


E.    Faktor-faktor Pendukung

Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya dalam meningkatkan kemampuan peserta didik kurang partisipatif, tentunya tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut;
1.      Antusiasme peserta didik yang besar terhadap pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan berkelompok.
2.      Pemberian reward terhadap keberhasilan peserta didik, baik secara verbal maupun non-verbal.
3.      Pengemasan pembelajaran yang dilakukan sedemikian rupa sehingga peserta didik merasa enjoy dan tidak terbebani seperti ketika pembelajaran dilakukan secara konvensional.
4.      Kerja sama dan respon yang baik dari kepala sekolah dan sesama guru, juga dari staff tata usaha.


F.     Alternatif  Pengembangan

Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, agar hasil yang dicapai lebih optimal dan kendala yang dihadapi dapat lebih di minimalisir, untuk ke depannya dapat dilakukan pengembangan terhadap strategi yang telah diterapkan dengan alternatif sebagai berikut;
1.      Memodifikasi teknik, misalnya dengan membuat tabel-tabel yang lebih memudahkan peserta didik dalam menuangkan ide-idenya, agar kemampuan berpikir peserta didik semakin berkembang.
2.      Menggunakan teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar ini dalam pembelajaran yang lain, misalnya dalam mata pelajaran  Bahasa Daerah (Jawa), yaitu dengan membubuhkan imbuhan-imbuhan baik awalan, sisipan, atau akhiran.

 

BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A.    SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang upaya meningkatkan kemampuan mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan pada kurang partisipatif belajar di kelas X Akuntansi 2 SMKN Senduro dengan menerapkan teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dapat ditarik simpulan sebagai berikut;
1.  Melalui teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar motivasi kurang partisipatif belajar untuk mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih meningkat, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif, berani tampil ke depan dan partisipatif dalam setiap tahapan kegiatan yang dilaksanakan.
2.  Teknik pengembangan dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi lebih menyenangkan, segar, hidup, bahagia, dan santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif. Hal itu menyebabkan kurang partisipatif belajar menjadi lebih mudah menyerap dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan.
3.  Melalui diterapkannya aturan dalam teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar, kondisi emosional kurang partisipatif belajar menjadi lebih terkendali. Sehingga, peserta didik bersangkutan yang tadinya mudah tersinggung dan cepat marah menjadi lebih tenang.
4.  Dengan dikondisikannya peserta didik menjadi beberapa kelompok dalam pembelajaran. Sederhana, semua peserta didik berbaur dan bekerja sama dengan baik, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara peserta didik aktif dan peserta didik kurang partisipatif.


B.     REKOMENDASI

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari diterapkannya teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dalam pembelajaran di kelas X Akuntansi 2, ternyata teknik tersebut telah memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap peningkatan motivasi belajar kurang partisipatif belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan. Dengan demikian, metode teknik pengembangan imbuhan tersebut seyogyanya dapat digunakan oleh guru-guru yang lain, sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari pembelajaran dengan menerapkan teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar untuk perbaikan pembelajaran pada waktu yang akan datang adalah sebagai berikut;
1.  Pendekatan dan bimbingan terhadap peserta didik kurang partisipatif belajar hendaknya dilakukan secara lebih intensif agar kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi dengan baik, sehingga hasil belajar yang dicapai dapat lebih optimal.
2.  Nilai-nilai kebersamaan harus senantiasa ditanamkan pada semua peserta didik dalam setiap pelaksanaan pembelajaran di kelas agar tidak ada diskriminasi antara peserta didik sesuai dengan salah satu dari empat pilar pendidikan yaitu learning to live together.





DAFTAR PUSTAKA

Akhlan Husein dan Rahman. 1996. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
Gino, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Jawa Tengah: Universitas  Sebelas Maret Press.
Hambalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi  Aksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 untuk SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 untuk SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/MA/SMK/MAK). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar dan Beramal

Tugas 3 Go Book Jatim

GAME MENYUSUN KATA Soal 1 Kenal Maka Tak Sayang Tak Jawaban Tak Kenal Ma...