KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun Best
Practices dengan judul “Pembelajaran
teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar di Kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri Senduro”.
Buku ini berisi bagaimana teknik mengembangkan imbuhan pada kata
dasar pada proses pembelajaran bahasa
Indonesia sebagai salah satu
alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan mengembangkan
imbuhan pada kata dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun buku best
practice ini masih terdapat
berbagai kelemahanan, baik dari segi isi maupun penggunaan kebahasaannya,
sehingga masih begitu jauh dari kesempurnaan.
Akhirnya, apapun yang penulis sajikan dalam buku best
practice sederhana ini, semoga
dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi siapa yang
membutuhkan.
Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan petunjuk yang terbaik bagi kita. Aamiin.
Lumajang, 21 Mei 2019
Penulis,
ANDIK SISWOYO, S.Pd
NIP.
19800801200511020
|
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
LEMBAR PUBLIKASI ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................. 2
C. Strategi Pemecahan Masalah ....................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah....... 4
B. Implementasi Strategi Pemecahann Masalah ............. 4
C. Hasil
yang Dicapai ........................................................... 6
C. Kendala-kendala yang Dihadapi ................................ 6
D. Faktor-faktor Pendukung.............................................. 7
E. Alternatif Pengembangan ............................................. 7
BAB III SIMPULAN DAN
REKOMENDASI
A. Simpulan .......................................................................... 9
B. Rekomendasi................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran
imbuhan pada kata dasar di kelas X Akuntansi 2 SMKN Senduro didapatkan
kemampuan peserta didik masih lemah dalam mengembangkannya.
Setelah diidentifikasi, diketahui bahwa ketidaktercapaian target hasil
belajar tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang
menyentuh. Peserta didik tersebut motivasi belajarnya tergolong
kurang. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, peserta didik tersebut pasif
dan kurang mau
berpartisipasi. Kemudian, dia kurang mau bertanya atau mengajukan pendapat ketika
proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hal itu berdampak pada rendahnya
kemampuan peserta didik, khususnya pada materi pokok imbuhan.
Pembelajaran masih bersifat teacher centered. Metode pembelajaran didominasi oleh metode
ceramah dan kurang melibatkan keaktifan peserta didik.
Mengacu pada permasalahan-permasalahan di atas, maka diperlukan adanya
suatu alternatif pemecahan masalah yang dapat memberikan perubahan ke arah yang
lebih baik dalam proses pembelajaran. Sebagai salah satu solusi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan permasalahan di atas adalah dengan menerapkan suatu
metode pembelajaran yang lebih menarik bagi peserta didik dan dapat
memfasilitasi peserta didik untuk lebih aktif dan termotivasi untuk
meningkatkan kemampuannya, terutama kemampuan teknik mengembangkan imbuhan pada
kata dasar.
Dengan demikian, penulis mendokumentasikan deskripsi praktik pembelajaran
yang telah dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam sebuah Best Practice yang berjudul “Pembelajaran teknik pengembangan imbuhan
pada kata dasar di kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri Senduro”.
B. Permasalahan
Kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya pada
pengembangan imbuhan pada kata dasar yang dapat mempengaruhi makna baru yang
ditimbulkan, dari berbagai jenis imbuhan, diperoleh temuan-temuan permasalahan
sebagai berikut;
1. Aktivitas Peserta didik
a. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Peserta didik kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran yang
disampaikan.
c. Peserta didik kurang mendapatkan stimulus yang menarik untuk membangkitkan
motivasi belajarnya.
d. Peserta didik kurang menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Kinerja Guru
a. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.
b. Guru kurang melibatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
c. Penggunaan media pembelajaran masih kurang optimal.
d. Upaya untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik masih kurang.
C. Strategi Pemecahan
Masalah
Mengacu pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di atas, penulis
memilih suatu alternatif pemecahan masalah yang dianggap dapat mengatasi
permasalahan dengan hasil yang baik yaitu dengan menerapkan metode “Teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar”.
Teknik pengembangan
imbuhan pada kata dasar dilaksanakan dengan cara;
a. Peserta didik dikondisikan ke dalam 10 kelompok yang terdiri dari 3 orang setiap kelompoknya.
b. Peserta didik dari setiap kelompok secara bergantian mendapat giliran presentasi.
c. Peserta didik yang mendapat giliran harus tetap mencoba untuk tampil di
tempat yang telah disediakan.
d. Peserta didik mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan yang akan dirangkaikan pada kata
dasar.
e. Demikian seterusnya, sampai semua anggota mendapat giliran, dan kelompok
yang paling cepat menyelesaikan, maka kelompok itulah yang
menjadi berhasil mengembangkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan
Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Metode Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dipilih sebagai
strategi pemecahan masalah dengan dasar pertimbangan bahwa dengan kebersamaan
didalam kelompok akan dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik belajar.
Berkelompok sebagai sarana untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan kemampuan dan keinginan peserta didik sebagai
wahana untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, guna menimbulkan semangat dan
motivasi belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah yang dihadapi guru
adalah peserta dengan berbagai karakter dan keinginan berbeda.
Selain dasar pertimbangan di atas, penerapan metode Teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar dalam pembelajaran juga sesuai
dengan tahapan perkembangan kemampuan peserta dalam menerima pelajaran..
Berdasarkan pada pertimbangan di atas, penulis yakin bahwa dengan
diterapkannya Teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar dalam pembelajaran dalam
mengembangkan makna yang ditimbulkan dari perubahan makna yang dihasilkan,
dapat mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.
B. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah
Pembelajaran dilaksanakan pada bulan September 2017 sesuai dengan
jadwal pelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung,
dilakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik yang lebih difokuskan
pada peserta didik yang belum memahami jenis-jenis imbuhan sebagai sasaran utama
penerapan strategi yang dipilih. Untuk lebih jelas, berikut ini akan dipaparkan
secara rinci proses pembelajaran yang dilaksanakan;
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran diawali dengan
kegiatan apersepsi yang dilakukan dengan mengajak seluruh peserta didik membaca
surat-surat pendek, membaca asmaul husna, doa, dilanjukkan menyanyikan lagu
Indonesia raya bersama-sama. Pada saat apersepsi, tampak peserta didik mulai
menunjukkan suatu perkembangan yang baik, karena pada waktu-waktu sebelumnya kurang
mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya, memasuki kegiatan inti peserta didik dikondisikan
ke dalam 10 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang untuk melakukan Teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar sesuai dengan prosedur yang telah
direncanakan. Setelah guru menjelaskan aturan yang harus dijalankan,
kegiatan pun
dimulai. Semua peserta didik tampak semangat dalam kelompok dengan
gembira, begitupun dengan peserta didik yang kurang partisipatif. Peserta didik tersebut mulai
termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan itu. Namun, ketika tiba gilirannya, dia masih
terlihat ragu untuk tampil, karena tidak terbiasa. Melihat kondisi seperti itu,
anggota
kelompok dan teman-temannya yang lain memberinya semangat agar
peserta didik tersebut berani dan mau tampil ke depan. Akhirnya, dia beranjak
dari tempat duduknya dan mau ke depan dengan ditemani oleh seorang temannya.
Walaupun belum berani tampil sendiri, perubahan yang baik sudah terjadi pada
peserta didik tersebut.
Ketika melakukan kegiatan bersama, tampak
keceriaan di wajah peserta didik tersebut. Dia menuangkan ide dan kata-kata baru
yang dia ketahui untuk dimasukkan menjadi kata dasar dengan
semangat. Kemudian memasukkannya dalam tabel yang sudah disiapkan yang harus diisi
dalam oleh setiap kelompok.
Dari segi kelancaran dalam menyebutkan jenis-jenis imbuhan, peserta
didik tersebut lebih lancar dari sebelumnya, intonasinya pun sudah lebih
nyaring. Namun, dalam penggunaan bahasa, masih ada yang kurang.
C. Hasil yang Dicapai
Penerapan teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar menghasilkan
nilai yang diperoleh peserta didik meningkat 40% dari nilai rata-rata kelas 40
menjadi 80, dan nilai tersebut di atas KKM (75), sehingga peserta didik
dinyatakan tuntas. Perubahan yang terjadi pada aktivitas peserta didik dapat
membuktikan bahwa teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar ini cukup efektif
dalam meningkatkan keaktifan peserta didik, terutama peserta didik yang kurang
partisipatif. Sehingga kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan
jenis-jenis
imbuhan pun mengalami peningkatan.
D. Kendala-kendala
yang dihadapi
Pelaksanaan pembelajaran melalui teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar telah menciptakan suatu perubahan
positif, baik pada proses maupun hasil belajar peserta didik. Namun, tidak
dapat dipungkiri adanya kendala-kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran
berlangsung. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut;
1. Ketika peserta didik yang kurang partisipatif dibantu oleh peserta didik
lain, ada saja peserta didik yang aktif yang merasa diperlakukan secara tidak
adil.
2. Dalam
pelaksanaannya, peserta didik kurang partisipatif menghabiskan waktu yang cukup
lama dibandingkan dengan peserta didik yang aktif, dan hal itu menimbulkan
adanya protes dari beberapa peserta didik yang lain karena menunggu giliran
terlalu lama untuk presentasi.
3. Pelaksanakan
pembelajaran melalui teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar memerlukan waktu
yang lebih banyak dari pembelajaran yang biasa dilakukan.
E. Faktor-faktor
Pendukung
Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam
mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya dalam meningkatkan kemampuan
peserta didik kurang partisipatif, tentunya tidak lepas dari adanya
faktor-faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut;
1. Antusiasme peserta didik yang besar terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
melalui kegiatan berkelompok.
2. Pemberian reward terhadap
keberhasilan peserta didik, baik secara verbal maupun non-verbal.
3. Pengemasan pembelajaran yang dilakukan sedemikian rupa sehingga peserta
didik merasa enjoy dan tidak
terbebani seperti ketika pembelajaran dilakukan secara konvensional.
4. Kerja sama dan respon yang baik dari kepala sekolah dan sesama guru, juga dari staff tata
usaha.
F. Alternatif
Pengembangan
Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan, agar hasil yang dicapai lebih optimal dan kendala yang dihadapi
dapat lebih di minimalisir,
untuk ke depannya dapat dilakukan pengembangan terhadap strategi yang telah
diterapkan dengan alternatif sebagai berikut;
1. Memodifikasi teknik, misalnya dengan membuat tabel-tabel yang lebih
memudahkan peserta didik dalam menuangkan ide-idenya, agar
kemampuan berpikir peserta didik semakin berkembang.
2. Menggunakan
teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar ini dalam pembelajaran yang lain,
misalnya dalam mata pelajaran Bahasa
Daerah (Jawa), yaitu dengan membubuhkan imbuhan-imbuhan baik awalan, sisipan,
atau akhiran.
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang
upaya meningkatkan kemampuan mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan pada kurang
partisipatif belajar di kelas X Akuntansi 2 SMKN Senduro dengan
menerapkan teknik pengembangan
imbuhan pada kata dasar dapat ditarik simpulan sebagai
berikut;
1. Melalui teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar
motivasi kurang partisipatif belajar untuk mengikuti proses pembelajaran
menjadi lebih meningkat, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif, berani
tampil ke depan dan partisipatif dalam setiap tahapan kegiatan yang
dilaksanakan.
2. Teknik pengembangan dapat
membuat suasana lingkungan belajar menjadi lebih menyenangkan, segar, hidup,
bahagia, dan santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif. Hal itu
menyebabkan kurang partisipatif belajar menjadi lebih mudah menyerap dan
memahami materi pembelajaran yang disampaikan.
3. Melalui diterapkannya aturan dalam
teknik pengembangan imbuhan pada kata dasar, kondisi
emosional kurang partisipatif belajar menjadi lebih terkendali. Sehingga,
peserta didik bersangkutan yang tadinya mudah tersinggung dan cepat marah
menjadi lebih tenang.
4. Dengan dikondisikannya peserta didik
menjadi beberapa kelompok dalam pembelajaran. Sederhana, semua peserta didik
berbaur dan bekerja sama dengan baik, sehingga tidak terdapat kesenjangan
antara peserta didik aktif dan peserta didik kurang partisipatif.
B.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari diterapkannya teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar dalam pembelajaran di kelas X
Akuntansi 2, ternyata teknik tersebut telah memberikan kontribusi yang cukup berarti
terhadap peningkatan motivasi belajar kurang partisipatif belajar, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan jenis-jenis imbuhan. Dengan
demikian, metode teknik pengembangan imbuhan tersebut seyogyanya dapat digunakan
oleh guru-guru yang lain, sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari pembelajaran dengan menerapkan teknik
pengembangan imbuhan pada kata dasar untuk perbaikan pembelajaran pada
waktu yang akan datang adalah sebagai berikut;
1. Pendekatan dan bimbingan terhadap peserta
didik kurang partisipatif belajar hendaknya dilakukan secara lebih intensif
agar kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi dengan baik, sehingga hasil
belajar yang dicapai dapat lebih optimal.
2. Nilai-nilai kebersamaan harus
senantiasa ditanamkan pada semua peserta didik dalam setiap pelaksanaan
pembelajaran di kelas agar tidak ada diskriminasi antara peserta didik sesuai
dengan salah satu dari empat pilar pendidikan yaitu learning to live together.
DAFTAR PUSTAKA
Akhlan Husein dan Rahman. 1996. Perencanaan Pengajaran Bahasa.
Jakarta: Depdikbud.
Gino, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Jawa Tengah:
Universitas Sebelas Maret Press.
Hambalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 untuk SMA/MA/SMK/MAK.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 untuk SMA/MA/SMK/MAK.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Silabus Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/MA/SMK/MAK). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar